Ambon, 18 November 2025 – Dikutip langsung dari Tribun-Maluku.com, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pattimura (Unpatti), Dr. Estevanus K. Huliselan, M.Si, menegaskan bahwa Unpatti terus mendorong pengembangan produk unggulan daerah. Melalui rangkaian kegiatan ekspo sebagai tahap lanjutan setelah seminar nasional yang digelar sebelumnya.
Hal itu disampaikan Huliselan kepada wartawan usai pembukaan kegiatan Eksplore di halaman audiotorium Unpatti Ambon, Senin (17/11/2025).
Huliselan menjelaskan bahwa kegiatan ekspo merupakan bagian dari upaya LPPM yang membawahi 21 pusat studi, termasuk Pusat Studi Produk Unggulan Daerah, Sentra KI, dan Pusat Kajian Halal.
Pusat-pusat ini berperan mengawal inovasi, sertifikasi halal, serta perlindungan kekayaan intelektual para akademisi maupun masyarakat.
“Eksplore ini merupakan tahap kedua setelah seminar nasional. Kegiatan ini menjadi arah kebijakan perguruan tinggi untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat melalui pengembangan produk unggulan daerah berbasis potensi spasial Maluku,” ujar Huliselan.
Arah Kebijakan Baru Perguruan Tinggi
Ia menjelaskan bahwa pengembangan produk unggulan terkait erat dengan lima pilar pembangunan, yakni pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, swasembada energi, subsidi tepat sasaran, dan hilirisasi komoditas.
Pilar-pilar ini selanjutnya diterjemahkan menjadi arah kebijakan lembaga untuk menjawab pergeseran paradigma perguruan tinggi menuju Perguruan Tinggi Hub (PTH).
“Dalam sistem PTH, institusi dituntut memperkuat income generating. PNBP tidak bisa lagi hanya ditopang SPP mahasiswa. Dosen harus berinovasi menghasilkan produk bernilai ekonomis yang mampu menambah profit institusi, sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Rencana Ekspo Skala Besar dan Penguatan UMKM
LPPM Unpatti, lanjut Huliselan, tengah menyiapkan rencana pelaksanaan Ekspo skala besar pada tahun 2026 dengan melibatkan berbagai UMKM di Maluku.
Namun, ia menilai hingga kini belum ada wadah tunggal yang menaungi UMKM di Pulau Ambon dan sekitarnya.
“Jika sudah ada wadah organisasi UMKM yang jelas, LPPM siap menandatangani kerja sama dan menyiapkan inovasi berbasis komoditas unggulan yang dapat meningkatkan nilai tambah produk,” katanya.
Dorongan Komersialisasi dan Hadirnya Science Techno Park
Huliselan menekankan pentingnya industrialisasi dan komersialisasi produk berbasis riset.
Melalui sentuhan teknologi, produk dapat memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan diterima pasar. Karena itu Unpatti tengah menyiapkan pembangunan Science Techno Park (STP).
“STP akan menjadi jembatan antara perguruan tinggi, dunia usaha, dan industri sehingga produk inovasi Unpatti dapat diterima pasar dan memiliki nilai ekonomis. Investor butuh jembatan, dan STP itu jawabannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, kolaborasi akan diperkuat melalui sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, alumni, dunia industri, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Produk Riset Berorientasi Ekonomi
Sementara itu, Sekretaris LPPM Unpatti, Dr. Sherly Lewerissa, S.Pi., MP, menegaskan bahwa perubahan paradigma riset di Unpatti menempatkan nilai ekonomi sebagai fokus utama.
“Unpatti tidak boleh hanya menghasilkan karya ilmiah yang berhenti sebagai artikel. Riset dosen harus memiliki nilai ekonomis dan diterjemahkan menjadi produk yang bisa masuk pasar,” tegasnya.
Ia mengatakan, Unpatti juga berkomitmen memayungi UMKM dengan menjembatani mereka kepada pasar, instansi pemerintah, BUMN, dan industri.
“Dengan hadirnya Science Techno Park, akan ada investor yang bersedia menanamkan modal, sehingga produk-produk unggulan benar-benar bisa dikomersialkan,” ujarnya.
Sumber: Tribun-Maluku.com – Ditulis oleh Pewarta Daud Rumalatu