Ramla Dulah Saleh,- Persoalan kemiskinan di Maluku tak terlepas dari sulitnya aksesibilitas akibat kondisi topografi wilayah yang dipisahkan oleh pegunungan, lembah, ataupun tersebar di pulau-pulau kecil. Kondisi wilayah yang terisolasi tersebut menyebabkan mobilitas penduduk, distribusi ekonomi, serta akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan menjadi terhambat. Di samping itu, aspek sosio-kultural yang tidak mendukung kemajuan juga turut memperparah kemiskinan yang dialami. Oleh karena itu diperlukan kebijakan yang bersifat afirmatif atau adanya perlakuan khusus dalam peningkatan infrastruktur dan layanan dasar, dengan mempertimbangkan faktor geografis, kondisi aksesibilitas, dan aspek sosial budaya (Kementerian PPN/ Bappenas, 2018).


Gambar di atas adalah salah satu lokasi penelitian di desa liang kabupaten Maluku Tengah, berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Keluarga yang menjadi responden adalah keluarga yang masuk dalam Kategori desil 1 , yaitu keluarga yang menjadi prioritas utama dalam berbagai bantuan sosial. Namun ketika penerimaan bantuan sosial nama keluarga tersebut tidak ada. Kondisi yang sama juga terjadi di keluarga yang berada di foto bagian ke 2. Lokasi tersebut berada di desa Neniari Kec. Taniwel Kab. Seram Bagian Barat.