L P P M   U N P A T T I

Penelitian Kadar Merkuri pada Ekosistem Sekitar Pertambangan Emas Skala Kecil di Kecamatan Wae Apo, Namlea, Pulau Buru

Yusthinus Thobias Male,- Cadangan emas di Gunung Botak, Kecamatan Wae Apo, Pulau Buru, tanpa sengaja ditemukan tahun 2011. Sejak saat itu ribuan penambang illegal (PETI) menggunakan metode amalgamasi dan sianidasi untuk mengekstrak emas di daerah Gunung Botak dan Gogrea, Pulau Buru. Limbah yang dihasilkan, dibuang ke lingkungan secara langsung tanpa suatu proses pengolahan, sehingga limbah merkuri dan sianida pada proses pengolahan emas di Gunung Botak sangat berbahaya bagi lingkungan. Tanpa ada upaya untuk mengurangi dan menghilangkan pemakaian merkuri dan sianida, penduduk di daerah sekitar pertambangan terancam kesehatannya. Prof. Yusthinus Male dan Tim Sejak Tahun 2011 telah melakukan penelitian untuk mengetahui sebaran dan kadar merkuri pada ekosistem di dataran Waeapo dan Teluk Kayeli, Namlea, Pulau Buru. Penelitian yang dilakukan Male dkk. (2013) menunjukkan bahwa kadar merkuri pada lokasi tromol melebihi 680 ppm atau mg/kg !!!. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa merkuri telah mengendap di Sungai Waelata (Wamsait) dan Teluk Kayeli dengan konsentrasi antara 3 sampai 7 ppm (nilai ambang merkuri pada tanah dan sedimen < 1ppm. Prof. Male dan Tim kemudian melakukan kegiatan rehabilitasi lingkungan melalui penanamam mangrove untuk merediasi lingkungan.

Kegiatan Penelitian di laboratorium
Related Tags:
Social Share:

Leave A Comment